Kamis, 18 September 2014

Gorengan-Gorengan Nan Menggiurkan

Diposting oleh Unknown


Gorengan sudah menjadi teman sehari-hari bagi kebanyakan masyarakat setiap harinya. Dari mendoan, bakwan sayur, bakwan jagung, tahu isi, siapa tidak suka dengan itu? Tentu saja ada yang tidak suka. Tapi, sekarang kita akan membahas yang suka-suka saja. Makan gorengan tidak lengkap rasanya kalau tanpa teh manis panas dan ceplusan cabai hijau yang pedas. Kalau cabenya kurang nendang, makan gorengan pun terasa hambar, (Halah).


Makan satu-dua pun rasanya kurang cukup. Gorengan seperti mendoan, di mana tempe dibalut tepung yang diberi bumbu-bumbu serta taburan onclang, rasanya gurih di mulut. Begitupula bakwan jagung yang terasa sedikit manis. Bakwan Sayur apalagi, rasanya campuran antara gurih manis sayuran dan berair. Belum lagi tahu isi, di mana rasanya di luar rengah, tetapi di dalam sedikit lembek dengan sayur-sayuran.




Hehehe...., di penjual gorengan, harga masing-masing gorengan ini bervariasi, tergantung besar kecilnya. Ada yang menjual seharga 500, 700, 1000, bahkan ada yang sampai 3000! Edan! Saya pernah makan gorengan 1 sehaga 3000 gara-gara kepancing sama baunya yang enak. Tapi, sehabis dimakan.... rasanya hambar abis. Sejak saat itu, saya kapok beli gorengan yang dijual di mal. Rasanya sedikit aneh walau aromanya menggiurkan. Walau begitu, beli gorengan di abang-abang pinggir jalan pun harus hati-hati. Kita harus selektif menyantap makanan yang kita makan. Keseringan makan gorengan juga tidak baik. Lebih baik, membatasi diri makan gorengan dan buat gorengannya sendiri di rumah. Itu lebih sehat :D
Read More

Jajanan Pasar yang Enak dan Murah!

Diposting oleh Unknown


Siapa yang suka kudapan? Setiap orang tentu punya makanan kecil kesukaannya sendiri-sendiri. Indonesia kaya akan makanan kecilnya. Ada yang terbuat dari umbi-umbian, buah, atau pun tepung dan beras. Semuanya nikmat dimakan dengan rasa khas masing-masing daerah. Kali ini, kita akan membahas mengenai jajanan pasar yang terbuat dari singkong.

Ada yang tahu, jajanan pasar apa yang terbuat dari singkong? Banyak! Ada gemblong, getuk, getuk goreng, tiwul, lemet dan masih banyak lagi. Gemblong semacam makanan yang terbuat dari parutan singkong yang kemudian diisi dengan gula jawa lalu digoreng. Siapa yang tidak tahu getuk? Kebanyakan pasti tahu getuk.


Sebenarnya, di lingkungan saya, getuk tidak terbatas pada jajanan pasar yang terbuat dari singkong, melainkan jajanan pasar yang biasa dibeli ibu saya, semuanya pasti dinamakan getuk, padahal tiap-tiap jajanan itu kemungkinan besar memiliki namanya sendiri-sendiri. Selain getuk ada tiwul yang menyerupai nasi tapi terbuat dari tepung singkong. Ada tiwul yang bisa dijadikan pengganti nasi lho dan bisa dimakan dengan lauk atau sayur. Namun, ada juga tiwul yang seperti kudapan, taburi kelapa dan lelehan gula jawa. Wah... rasa manisnya enak! 

Kemudian ada juga lemet. Mirip seperti gemblong tapi berbeda cara memasak dan pengerjaannya. Lemet dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Rasanya kenyal-kenyal dan manis dengan gula jawa yang dicampur dengan parutan kelapa. Rasanya antara asin-manis dan gurih. Harumnya pun mengundang selera makan. Ayo, kita makan jajanan pasar atau malah membuatnya sendiri!
Read More

Rabu, 17 September 2014

Pasar Sentiling 2014

Diposting oleh Unknown


Setelah event pameran perpustakaan dan arsip di kota Semarang, sebentar lagi akan digelar sebuah event pula yang akan berlangsung di kota Lama, yaitu Pasar malam Sentiling. Rencananya, event ini akan berlangsung dari tanggal 19 – 21 Desember 2014. Awalnya, event ini diadakan untuk menggairahkan kehidupan di area kota Lama. Program acara yang akan berlangsung antara lain:


- Pasar Sentiling
-  Zona:
Parade Plein
Kampung Jawa
Kampung Belanda
- Expo:
Koloniale Tentoonstelling
Vrouw
Kereta Api
Batik
- Symphony Kota Lama
- Jazz Event (19 September 2014)
- Acara kuliner
- Aneka lomba tradisional:
Nekeran
Gangsingan
Dakon

Ayo, datang dan ikut meriahkan pasar sentiling! Jangan lupa, kemungkinan besar jual-beli di tempat ini memakai uang-uangan yang ada di sekitar area pasar. Jadi, kalian harus menukar uang yang ada sekarang dengan uang-uangan yang tersedia di beberapa titik tempat penukaran uang, baru bisa membeli makanan atau barang di sekitar pasar sentiling.
Read More

Berburu kulineran di Jepara

Diposting oleh Unknown
Tak disangka, kota kecil yang ada di utara pulau jawa ini (Jepara) memiliki makanan yang unik. Mulai dari horok-horok, pindang serani, sate kikil, madumongso, es dawet, sampai adon-adon coro. Yang terakhir ini jangan membayangkan yang aneh-aneh ya. Adon-adon coro bukan minuman yang terbuat dari serangga, kok.
 

Kita mulai dari yang pertama yaitu horok-horok. Ini merupakan makanan yang terbuat dari tepung aren. Rasanya agak asin, kenyal, dan sedikit hambar. Paling enak dimakan dengan pecel atau bakso, tapi bisa juga dinikmati hanya dengan sate kikil. Harganya cukup murah tapi itu dulu. Seribu bisa dapat potongan horok-horok yang besar, tapi entah kalau sekarang. Kemudian ada yang namanya pindang serani.


Makanan ini merupakan makanan olahan dari ikan. Jepara, sebagai kota yang letaknya di pinggir pantai, hampir pasti selalu mendapat kiriman hasil-hasil laut yang segar setiap hari. Ikan-ikan inilah yang biasanya dimasak menjadi pindang serani yang rasanya asem, gurih, segar, dan pedas. Namun, bahan dasar ikan yang dipakai untuk pindang serani bukanlah ikan pindang, tetapi ikan lain dan kebanyakan ikan bandeng. Pindang itu merupakan cara memasak dengan dikukus. Kemudian, ada sate kikil yang rasanya pedas dan berbumbu, bisa jadi teman lauk utamanya horok-horok.



Untuk minumannya, cobalah adon-adon coro. Seperti yang dikatakan tadi, adon-adon coro tidak terbuat dari serangga, melainkan malah dari kelapa, jahe, dan kadang ditambah dengan bumbu merica untuk mendapatkan rasa pedas yang lebih menggigit. Potongan-potongan kelapa muda juga ada di dalam minuman ini, sehingga rasanya lebih enak dan renyah. Adon-adon coro bisa dinikmati malam hari di sekitar SCJ (Shopping Center Jepara). Harganya cukup murah untuk seporsinya.
Read More

Selasa, 16 September 2014

Penghuni Rumah Yang Sangat Bermanfaat

Diposting oleh Unknown

Apa yang terbayang dalam benak kalian bila melihat ini?

Kemungkinan besar pasti membayangkan rumah burung, atau lebih parah lagi rumah kucing. Sayangnya, ini bukan rumah burung atau kucing. Namun, ini merupakan rumah bagi buku-buku tak bertuan. Bisa disebut seperti itu, karena memang buku-buku ini tak lagi memiliki pemilik dan menjadi milik umum/bersama.

Rumah Buku hadis di Semarang sekitar tahun 2013. Rumah ini merupakan sumbangan dari salah satu anggota dari Goodreads Jakarta sebagai perpustakaan kecil yang dibebaskan. Maksudnya bebas di sini adalah bahwa rumah buku ini menjadi hak milik umum dan bisa diakses oleh siapa pun. Dengan adanya rumah buku ini, diharapkan masyarakat umum pun bisa ketularan dalam membaca, sehingga minat baca masyarakat meningkat.

Aturan dalam rumah buku ini luwes. Buku yang ada di dalam rumah baca boleh diambil untuk dibaca, tetapi tidak boleh diambil. Kita bisa menukar buku ke dalam rumah buku juga. Sayangnya, tidak semua orang mematuhi hal tersebut. Ada saja yang melanggarnya yaitu dengan mencuri buku-buku tersebut. Bahkan, yang lebih tragis lagi, kaca maupun tiang dari rumah buku ini dicuri. Sayang sekali.

Sekarang, Rumah Buku ditarik dan disimpan untuk sementara waktu. Benda yang pernah menjadi penghias di taman Srigunting di kota lama ini dalam masa perbaikan untuk kelak bisa digunakan kembali oleh masyarakat umum.

Read More

Pameran Arsip dan Perpustakaan se-Jawa Tengah

Diposting oleh Unknown

Tanggal 16-18 September ini, bertempat di gedung wanita Semarang diselenggarakan sebuah pameran mengenai arsip dan perpustakaan se-Jawa Tengah. Dalam pameran ini ada cukup banyak perpustakaan serta arsip daerah yang ikut serta, seperti stand provinsi Jawa Tengah, Magelang, kudus, serta Semarang, dan lain sebagainya.

Tiap-tiap dari kantor arsip dan perpustakaan tersebut memiliki ciri khas sendiri-sendiri, seperti kantor arsip dan perpustakaan dari Kudus yang memajang sebuah Al Qur’an yang cukup besar. Kemudian ada kantor arsip dan perpustakaan provinsi Jawa Tengah yang memajang foto-foto dan buku-buku lama mengenai Semarang maupun Jawa Tengah secara keseluruhan.

Selain itu, ada pula beberapa toko buku yang ikut dalam pameran ini seperti toko buku Raja Murah, Divapress, Gramedia. Kemudian ada stan komunitas dari sebuah komunitas baca bernama Goodreads Indonesia Semarang, yang memamerkan beberapa koleksi buku-bukunya serta menjual buku-buku second yang murah.


Buku-buku yang ada di bawah merupakan buku-buku koleksi dari anggota Goodreads Indonesia Semarang.



Read More

Senin, 15 September 2014

Kampung Rawa : Makan sambil Mengapung di Ambarawa

Diposting oleh Unknown

Usai pergi dari Cimory, tanpa mencicipi makanan di sana, saya pun langsung tancap gas menuju ke Kampung Rawa. Dalm hati, saya berharap bisa mendapat makanan enak, murah, dan merupakan porsi keluarga. Biasalah, kantung mahasiswa di semester akhir itu biasanya cekak, alias banyak keringnya. Apalagi adik sepupu sudah merekomendasikan tempat ini. Maka..., saya pun makin bersemangat menuju ke sana.

Sebetulnya, antara Cimory – Kampung Rawa ini tidak terlalu jauh. Jaraknya mungkin sekitar 30 menit perjalanan atau 20 menitan, bila tidak macet. Letak Cimory memang berdekata dengan pertigaan yang menuju Salatiga serta Yogyakarta. Dengan hati riang, karena sehabis melihat pemandangan indah di Cimory, saya pun bergegas pergi ke sana. Bayang-bayang makanan yang enak, terutama udang bakar, membuat saya makin tidak sabar. Perlu diketahui, saya sampai rela tidak sarapan hanya karena mau wisata kuliner di kampung Rawa. :))

Tak berapa lama, kami pun sampai di sana. Angin besar yang bertiup langsung menyambut kedatangan kami. Cuaca tak berbeda jauh dari Cimory, terasa sejuk tetapi juga panas. Di sekitar kami, saya bisa melihat rawa pening yang begitu luas. Iya, tempat ini memang berada di sekitar danau rawa pening yang menjadi tempat menggantungkan hidup bagi penduduk sekitarnya. Saya dan yang lainnya pun memutuskan untuk masuk ke restoran terapung. Kami berdua naik semacam apa ya... kapal-kapalan kecil untuk menyebrang sampai di restoran. Sensai pertama ketika menginjakkan kaki di restoran itu adalah... pusing.

Bagaimana tidak? Hampir setiap kali kami berjalan, jalannya bergoyang ke kiri dan ke kanan, siapa pun rasanya pasti mual kalau goyang ke sana-ke sini terus-menerus. Kemudian, kami pun memilih tempat di sebuah bilik kecil yang ada di luar restoran. Dari sini, kami bisa melihat keindahan rawa pening. (Bagi yang masuk angin, hati-hati kalau memilih makan di luar area, seoalnya anginnya kencang, tahu-tahu malah masuk angin dan pilek seperti saya karena ndak tahan anginnya).

Kami memesan makanan paketan. Jujur, sewaktu buka menu dan melihat daftar harga, saya kaget karena harganya lebih mahal dari Cimory. (Tahu gitu saya nyicip makan di Cimory aja. Samapi sekarang nyesel, nggak icap-icip di sana :( ). Yang lebih mengesalkan lagi, dengan pelayanannya yang kurang mengenakkan. Masakannya pun kurang sedap. Padahal..., beberapa kawan bilang makanan di sini enak. Tapi saya malah tidak merasakan itu. Saat meninggalkan tempat tersebut, saya cukup kecewa, meski... yah... mau bagaimana lagi.

Semoga pelayanan dan makanan di sana bertambah enak. Ada yang mau mencoba? :D


Read More