Siapa
yang tidak mengenal Lawang Sewu? Gedung tua peninggalan jaman Belanda itu
merupakan salah satu ikon kota Semarang. Letaknya persis di sekitar seputaran
Tugu Muda yang jadi salah satu monumen perjuangan kota Semarang. Sebelum
dijadikan sebagai museum, dulunya Lawang Sewu merupakan kantor pusat perusahaan
kereta api penjajah Belanda, atau lebih dikenal Nederlandsh Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS).
Lawang
sewu terkenal sebagai bangunan dengan 1000 pintu. Kenyataannya, pintu-pintu itu
tak sampai 1000. Istilah itu terbentuk, karena gedung ini memang memiliki
banyak sekali pintu. Selain sebagai bangunan dengan 1000 pintu, Lawang Sewu
juga dikenal dengan sebutan gedung ‘angker / mistis’. Persepsi ini terbentuk
disebabkan sejarah Lawan Sewu sendiri yang cukup menyedihkan. Bangunan ini
digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda dalam beberapa zaman, dari zaman
penjajahan Belanda sampai sesudah Kemerdekaan.
Seperti
cerita di atas, awalnya Lawang Sewu adalah kantor pusat kereta api yang
dibangun Belanda. Kemudian, saat masa penjajahan Jepang, gedung ini menjadi
saksi bisu pembantaian yang dilakukan tentara Jepang terhadap orang-orang
Belanda atau pun tentara gerilyawan yang tertangkap. Setelah itu, di setelah
kemerdekaan, Lawang Sewu digunakan Kantor Perusahaan Kereta Api. Pihak militer
sempat mengambil alih gedung ini, tapi sekarang sudah kembali lagi ke tangan PT
KAI.