Jika kau ingin menulis, maka
tulislah.
Sebuah kalimat sederhana yang sebenarnya memiliki arti
mendalam. Seringkali, kita terkecoh dan bahkan menyepelekan sesuatu yang
sederhana. Padahal dengan suatu hal yang sederhana, kita bisa membuat banyak
hal yang luar biasa. Seperti contohnya dengan membuat sebuah premis tulisan
dengan pertanyaan atau kalimat pengandaian, bagaimana
jika....
Sebuah ide tidak akan menjadi apa-apa bila tidak
direalisasikan. Seperti halnya keinginan seorang penulis. Penulis tidak akan
menjadi penulis bila dia tidak memulai menulis. Ide-ide yang ada di dalam
kepala penulis tidak akan tersampaikan pada pembaca, bila dia tidak mulai
menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Ada beragam alasan yang bisa
disampaikan penulis bila dia ingin menunda-nunda untuk menulis, tapi hanya akan
ada sedikit alasan untuk bertahan bahkan mencoba saat menulis.
Tidak ada kegagalan, bila kita tidak
mencoba.
Jika kebingungan untuk menulis, maka cobalah untuk
menulis satu kalimat awal, entah apa pun itu. Kemudian, dari satu kalimat itu,
kembangkan menjadi sebuah outline
(kerangka karangan yang mencakup dari awal sampai akhri tulisan). Di dalam
kerangka tersebut, kita bisa memetakan poin-poin apa yang akan kita tulis di
setiap bagian atau bab. Kemudian, perdalam, gali lagi mengenai tema yang ingin
kamu angkat melalui tulisan tersebut. Ide-ide, semuanya, coba tuangkan dalam
satu sketsa cerita yang sederhana, lalu kembangkan lagi menjadi sebuah tulisan
besar yang bisa jadi kompleks, atau malah menyederhanakan.
Hal yang paling utama dalam kegiatan menulis adalah
membaca. Kedua kegiatan ini sebenarnya pasangan, satu-kesatuan. Tanpa membaca,
tulisan kita bisa jadi kering, miskin makna atau bahkan tak bermakna sama
sekali. Namun, dengan membaca (membaca buku atau cerita apa pun) cerita atau
tulisan kita bisa kaya dengan beragam aneka bumbu. Jangan batasi bacaan kita
dalam satu genre atau satu bagian saja. Perluas wawasan pula dan banyak-banyak
bergaul dengan orang. Mari kita budayakan membaca dan menulis. ^__^